Sabtu, 28 Juni 2014

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Pendekatan STM dalam Pembelajaran IPS




A.    Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

1.      Masalah dan Hakikat Pemecahannya
Berkaitan dengan masalah, Johnson & Johnson (Moh Umar & Max HWaney.1980), mengatakan ada ketidak-cocokkan atau perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Dapat dikatakan bahwa masalah/problem adalah suatu keadaan yang negatif yang tidak sesuai dengan keadaan yang diharapkan.
Secara umum ada tiga cara pemecahan masalah, yaitu:
1.      Pemecahan masalah secara otoritatif, yaitu pemecahan oleh penguasa yang berwenang (pejabat, guru). Dalam hal ini sifat siswa pasif, karena segalanya (isi, tujuan, dan cara belajar) yang menentukan adalah guru.
2.      Pemecahan secara ilmiah, yaitu pemecahan yang menggunakan beberapa metode, misalnya inkuiri, discovery, problem solving, dan sebagainya.
3.      Pemecahan secara metafisik, yaitu pemecahan yang menggunakan cara-cara yang tidak rasional, misalnya secara gaib.
Dari ketiga cara pemecahan masalah di atas, yang paling rasional dan sesuai dengan dunia pendidikan adalah pemecahan secara ilmiah. Menurut Mukminan (2000:2), pengetahuan atau yang sering disebut ilmu itu dapat dikatakan ilmiah, apabila:
1.      Mempunyai obyek, artinya apabila akan mencari kebenaran maka ilmu itu harus sesuai dengan obyeknya. Bukan lagi gunanya yang dipentingkan, melainkan kebenarannya, sebab tujuan ilmu yang utama adalah untuk mencapai kebenaran.
2.      Mempunyai metode, artinya untuk mencari kebenaran itu menggunakan metode ilmiah.
3.      Bersifat universal, artinya bersifat umum dilihat dari segi waktu dan tempat
4.      Mempunyai sistem, artinya susunan hal-hal yang ada sebagai keseluruhan itu mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Landasan pemecahan masalah adalah berpikir kritis, cara berpikir kritis ini melalui suatu proses sebagai berikut:
1.      Menyadari adanya suatu masalah.
2.      Mencari petunjuk untuk pemecahannya:
a.       Pikirkan kemungkinan-kemungkinan pemecahannya (hipotesis) dan pendekatannya
b.      Ujilah kemungkinan-kemungkinan tersebut berdasar kriteria-kriteria tertentu
3.      Pergunakanlah suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria dan tanggalkan kemungkinan pemecahan lainnya.


2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemecahan Masalah
Kelebihan Metode Pemecahan Masalah
1.      Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah. Hal ini merupakan bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun di tempat kerjanya kelak.
2.      Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak menggunakan mentalnya dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan pendekatan dalam rangka mencari pemecahannya.
3.      Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya
dunia kerja. Karena siswa telah terbiasa memecahkan masalah dengan langkah-langkah metode pemecahan masalah, maka mereka menjadi terbiasa pula untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan yang semakin kompleks.
4.      Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.
Kelemahan Metode Pemecahan Masalah
1.      Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa itu tidak mudah. Oleh karena guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan memilih suatu masalah yang sesuai dengan tingkat umur, kemampuan, dan latar belakang pengetahuan/pengalaman siswa.
2.      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan tantangan atau bahkan kesulitan tersendiri bagi siswa.
3.      Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama sehingga terpaksa mengambil waktu mata pelajaran yang lain.
4.      Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru.
5.      Metode ini kurang tepat jika digunakan bagi siswa yang belum dewasa.
3.      Penerapan Metode Pemecahan Masalah
Menurut Johnson dan Jhonson (Husein Achmad, dkk.1981) pemecahan masalah sebagai metode mengajar IPS mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Definisi Masalah
Guru hendaknya mengarahkan siswanya untuk memberikan batasan-batasan terhadap pengertian-pengertian yang terkandung di dalam masalah. Untuk perumusan masalah dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Semua pernyataan ditampung/ditulis di papan tulis. Kemukakan sebanyak dan sekonkrit mungkin dengan mengemukakan orang, tempat, sumber, dan jangan mempersoalkan ketepatannya.
b.      Rumuskan kembali setiap pernyataan tersebut sehingga mendapatkan gambaran yang ideal dan aktual. Keluarkan definisi-definisi yang tidak memiliki sumber-sumber yang cukup untuk dipecahkan secara kelompok. Pilihlah satu definisi yang oleh kelompok dianggap paling tepat. Masalah yang dipilih harus bersifat penting (important), dapat dipecahkan (soluble), dan mendesak (urgent).
2.      Diagnose masalah (luasnya masalah dan apa penyebabnya)
Dalam langkah yang kedua ini kita akan mengupas tentang penyebab timbulnya masalah dan akibat lebih lanjut apabila masalah tersebut tidak diatasi. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan-kekuatan pendorong menuju kearah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat atau menentang arah tersebut.
3.      Merumuskan alternatif dan rencana pemecahannya
Pada tahap ini adalah merumuskan sebanyak-banyaknya alternatif pemecahan masalah. Setelah itu mencari faktor-faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Oleh karena itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan ide, dan mempunyai daya temu yang tinggi.
4.      Penerapan dan penetapan suatu strategi
Setelah berbagai alternatif pemecahan masalah diperoleh, maka pada tahap ini kelompok memutuskan:
a.       memilih alternatif yang sesuai dengan masalah,
b.      memilih alternatif yang mempunyai banyak factor pendukung dan sedikit faktor penghambatnya, dan
c.       meninjau keuntungan atau efek samping terhadap setiap alternatif bila diterapkan.
5.      Evaluasi keberhasilan strategi yang dicapai.
Alternatif-alternatif yang mempunyai alasan rasional, logis, praktis, serta tepat bila diterapkan, diangkat menjadi keputusan atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Hasil akhir dari evaluasi harus dapat menunjukkan:
         masalah apa yang sudah dipecahkan;
         seberapa jauh pemecahannya;
         masalah apa yang belum terpecahkan; dan
         masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.
Dalam penerapannya, metode pemecahan masalah ini dilaksanakan secara kelompok, guru berfungsi sebagai pengarah dan motifator, sedangkan semua pendapat digali dari siswa. Semua pendapat ditampung, kemudian diseleksi dengan mencari alasan-alasan yang rasional, logis, dan tepat. Apabila ada sesuatu yang tidak dapat digali dari siswa, barulah guru memberikan informasi. Pelaksanaan metode pemecahan masalah ini akan berhasil dengan baik apabila siswa telah menguasai bahan dan telah menguasai langkah-langkahnya tahap demi tahap.
Berdasar hasil penelitian bahwa anak didik melaksanakan problem solving pada permulaan kelas tiga (Cheppy HC,tt:100). Sesuai dengan perkembangan anak usia SD yang masih dalam tingkatan operasional konkrit, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, ini merupakan kunci pokok dalam belajarnya.
Selanjutnya Cheppy mengatakan bahwa pada tingkatan usia tersebut siswa sebenarnya sudah dapat mengumpulkan data, mengembangkan konsep, menemukan, dan menilai generalisasi dalam lapangan ekonomi dan geografi. Hanya saja siswa tidak selalu mengikuti pola-pola atau langkah-langkah metode pemecahan masalah.
B.     Pendekatan Konsep Sains-Teknologi-Masyarakat (STM ) dalam Pembelajaran IPS
1.    Hakikat Pendekatan STM
Menurut Yager (Arnie Fajar.2002:27), secara umum pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STM memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1.      Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan dampak
2.      Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
3.      Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari
4.      Penekanan pada keterampilan proses, dimana siswa dapat menggunakan dalam memecahkan masalah
5.      Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi
6.      Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak kepada masyarakat di masa depan
7.      Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa pendekatan STM dilandasi oleh  dua hal penting, yaitu:
1.    adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat yang dalam pembelajarannya menganut pandangan konstruktivisme, yang menekankan bahwa si pembelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan, dan
2.    dalam pembelajaran terkandung lima ranah, yaitu pengetahuan, sikap, proses, kreativitas, dan aplikasi.
2.    Pendekatan STM dan Kaitannya dengan IPS
Agar pelaksanaannya pembelajaran dengan pendekatan STM dapat berhasil dengan baik, maka sebagai seorang guru kiranya penting untuk mengetahui tahap-tahapnya. Adapun tahap-tahap implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.      Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan isu/masalah actual yang ada di masyarakat.
2.      Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
3.      Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami siswa.
4.      Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
5.      Tahap evaluasi, dapat berupa evaluai proses maupun evaluasi hasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar